Senin, 05 September 2016

Belajarlah dari pengalaman~

Edit Posted by with No comments


Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh

Hellawww gaes, kembali lagi di blog gue :D kali ini gue mau nulis tentang betapa pentingnya belajar dari kesalahan. Ini gue tulis berdasarkan cerita nyata, ini beneran ada yang seperti ini, tapi mohon maaf kalo banyak yang disamarkan seperti jodoh di masa depan yang masih samar samar eaakkk
Semoga ini bisa jadi pelajaran untuk kita semua :)

Gue mau mempersembahkan dua tokoh dalam cerita ini, langsung aja yaakk…
Yang pertama ada seseorang  selalu juara 1 bahkan juara umum, sering ikut perlombaan sana sini, sertifikat banyak, dan pokoknya dabessss banget lah. Gue kasih nama samaran yaitu “papaya”, sepakat ya kita sebut dia papaya? Ok sip, lanjut.
Papaya di sekolah sering jadi pembicaraan karna prestasi prestasinya, dia itu kemana mana selalu terlihat bawa buku, sepakatkan kalo disebut kutu buku? Yap, si papaya sering disebut kutu buku sama teman-temannya juga.

Dan tokoh satunya lagi gue kasih nama samaran “semangka”, sepakat? Sip!
Si semangka ini orangnya biasa biasa aja, dibilang berbeda banget sama papaya sih enggak tapi iya juga, kenapa gue bisa bilang iya? Karna si papaya itu orangnya termasuk pendiem, tertutup, pokoknya gitu deh kurang akrab dengan teman temannya, sedangkan si semangka itu orangnya pecicilan, yaa pokoknya gitu deh. Dan menurut faktanya, si semangka rajin menjalankan ibadah, termasuk yang sunnah.  Oiya, dan si semangka  hanya bermodalkan peringkat 10 besar di kelasnya, dan perlu digaris bawahi kalau itu jarang.

Mereka berdua berada di sekolah yang sama, bahkan satu kelas, yaitu kelas 12 ipa. Saat itu sudah sampai dipenghujung kelas 12, dan keduanya mengikuti jalur SNMPTN.

Si papaya termasuk dalam seseorang yang sangat percaya diri  dan menganggap kalau dirinya tu pasti. Saat SNMPTN dia ambil PTN yang papan atas, dan dia sangat yakin kalo dia bakalan lolos dengan modal segudang prestasinya. Dia sangat mengandalkan SNMPTN pada saat itu, dia tidak mempersiapkan untuk jalur lain karna seperti apa yang gue bilang tadi, dia sangat yakin kalo dia bakalan lolos.

Nah, berbeda dengan si semangka. Dia ambil PTN yang kalau menurut pemeringkatan univ, PTN yang dipilih semangka ada diurutan yang sangat berbeda jauh dengan yang dipilih si papaya. Tapi, si semangka tetap mempersiapkan untuk tes jalur yang lain, karena dia ga begitu percaya diri dengan apa hasil pengumuman SNMPTN nanti, toh prestasi saat di SMA ya hanya segitu.

Tibalah pengumuman SNMPTN~

Si papaya dengan semangat dan percaya dirinya ngecek hasil pengumuman, dan tadaaaaaaa…. Si papaya ternyata tidak lolos gaes! Dia kaget, pusing, ga karuan deh pokoknya, dia ga bisa nerima ini semua, dia marah kepada siapapun termasuk Yang Maha Kuasa dan dirinya sendiri,  dia kalang kabut udah kayak orang ga punya arah tujuan, dia bener bener bingung harus ngapain dan dia sebelumnya ga mempersiapkan apapun untuk tes jalur lain sedangkan jarak waktu untuk tes jalur lain itu ga banyak dari pengumuman SNMPTN.

Begitu pula dengan si semangka, dia  juga ngecek hasil pengumuman SNMPTN. Dan saat dia ngecek, tadaaaaa… sama gaes! Sama sama ga lolos.. tapi, yang berbeda dari mereka yaitu si semangka  bisa menerima apa yang dia peroleh dan melanjutkan belajarnya untuk mempersiapkan tes jalur lain.

Setelah pengumuman SNMPTN, mereka sama sama daftar SBMPTN^^

Sama seperti dulu, si papaya memang orang yang sangat percaya diri, dia yakin kalo dia bakalan lolos, masasih ga lolos?? itulah yang ada dipikiran dia, jadi dia setelah SBMPTN yaudah ga mempersiapkan untuk tes jalur lainnya.
Sedangkan si semangka, setelah tes SBMPTN dia berpikir sekarang waktunya  hanya bisa berdoa dan pasrah untuk hasil SBMPTN nanti. Dan gada jaminan kalo dia bakalan keterima, jadi dia masih terus belajar untuk persiapan tes jalur lainnya.

Sekarang tibalah pengumuman SBMPTN~~~

Waahh si papaya semangat banget cek hasilnya, dia bener bener yakin bakalan lolos. dan tadaaaaa…. Sayang amat disayangkan, hasil masih sama seperti SNMPTN. Dirinya semakin ga karuan, dirinya seperti orang depresi berat, dan iykwim. 

Si semangka juga mengecek hasilnya, dan tadaaaaaaa…. SELAMAAAAAATTTTT!!!!! Si semangka bersyukur banget lolos dijalur SBMPTN di PTN dan prodi yang dia inginkan. Alhamdulillah..

Kabar itupun terdengar sampai ke telinga si papaya, ko bisa? dia yang dibawah gue bisa lolos dan gue enggak???? Seperti itulah apa yang ada dibenak papaya.

Dan tak lama setelah itu si papaya langsung daftar sana sini, belajarnya bener bener gila, bisa bisa dia ga tidur seharian. Tapi, hasil MASIH SAMA. Papaya bener bener galau parah dan akhirnya dia memutuskan untuk gap year.

Setelah dia memutuskan untuk gap year, dia konsul ke sana sini, dia tanya temennya sana sini, pokoknya dia bener bener mengkoreksi apa yang salah di dirinya. Dia mulai merubah sikapnya, sifatnya, dan lebih mendeketatkan diri kepada Allah. Sampai akhirnya dia LOLOS di SBMPTN.

~~~


Dari cerita itu, kita dapat mengambil pelajaran bahwa apapun yang kita dapati sekarang harus selalu kita syukuri, bersyukur itu sebenernya mudah ko, tapi banyak yang menyepelekan.  Di dalam hidup, kompetisi selalu ada, saat kita sudah menjadi juara bukan berarti kita akan terus menjadi juara, kita harus selalu terus belajar, karena ada masanya kita terjatuh. Disaat kita terjatuh, kita harus bangkit. Jatuh lagi, bangkit lagi. Sampai pada akhirnya jatuh telah lelah menemani kita. Kita harus selalu percaya diri pada kemampuan diri kita sendiri, kita harus yakin kalo kita mampu dan kita bisa. Tapi ingat, percaya dirinya jangan sampai berlebihan dan sampai meremehkan orang lain, itu jatuhnya bisa dikategorikan sombong.

Oh iya, gue inget banget guru gue dulu sering banget bilang, saat dalam proses pembelajaran jangan sampai keluar kata kata “GAK BISA”. contohnya “duh males gue sama matpel itu, gue gak bisa ah”. Percaya ga percaya tetep harus percaya kalau omongan adalah doa. Dan apa yang kita ucapkan akan berpengaruh pada diri kita sendiri. Kata “GAK BISA” itu bisakan kita ubah jadi “I BELIEVE I CAN”? bisa dong!!

Dan satu lagi, jangan sampe keluar kata “GAGAL” dalam proses perjuangan. Dan alasannya kenapa? Sama ko seperti apa yang gue tuliskan sebelumnya.

Ok, gue rasa tulisan gue kali ini cukup sampai di sini dulu. Kurangnya mohon dikoreksi dan lebihnya bisa ditabung untuk masa depan *apasih* hahaha okaayy sampai jumpaaaa… terimakasih banyak yang telah menyempatkan waktunya untuk baca ini^^

Wassalamualaikum warahmatullaahi wabarakaatuh

0 komentar:

Posting Komentar